PENGGUNAAN MEDIA VCD
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS
DI SMP MUHAMMADIYAH SEMIN TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Oleh : Sudadi, M.Pd.
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS
DI SMP MUHAMMADIYAH SEMIN TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Oleh : Sudadi, M.Pd.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Proses pembelajaran yang berjalan saat ini secara umum masih menempatkan anak sebagai obyek dan menempatkan guru pusat kegiatan pembelajaran. Peserta didik tidak mendapatkan kesempatan untuk dapat berpartisipasi secara aktif untuk mengkonstruksi pengetahuan yang didapatnya.
Prinsip pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (social studies) dalam jurnal NCSS pada sebuah penelitian berjudul A Vision of Powerful Teaching and Learning in the Social Studies: Building Social Understanding and Civic Efficacy yang ditulis oleh Stahl (2008:2) dalam mipsos.wordpress.com), bahwa ada beberapa prinsip yang harus dipedomani dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sehingga pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial memberikan hasil yang maksimal, yaitu :
Pertama, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang baik jika bermakna (Social studies teaching and learning are powerful when they are meaningful). Siswa belajar menghubungkan pengetahuan, keyakinan dan sikap yang manfaatnya mereka peroleh baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Kedua, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang baik adalah pembelajaran yang terintegrasi (Social studies teaching and learning are powerful when they are integrative) Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dalam penyampaian topik dilakukan melalui upaya mengintegrasikan dalam hal: a) lintas ruang dan waktu, b) pengetahuan, keterampilan, keyakinan, nilai dan sikap untuk dilaksanakan, c) teknologi secara efektif, d) melalui lintas kurikulum
Ketiga, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang baik adalah pembelajaran yang berbasis nilai (Social studies teaching and learning are powerful when they are value-based). Keempat, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang baik adalah pembelajaran yang menantang (Social studies teaching and learning are powerful when they are challenging). Siswa diharapkan mencapai tujuan pembelajaran secara individu dan kelompok melalui aktivitas berfikir siswa yang menantang. Kelima, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang baik adalah pembelajaran yang aktif (Social studies teaching and learning are powerful when they are active).
Sejalan dengan konsep ideal diatas perlu adanya inovasi pembelajaran baik dari sisi metode maupun media agar pembelajaran IPS memberikan hasil yang maksimal. Salah satu alternative dalam rangka meretas permasalahan tersebut salah satunya dengan melaksanakan inovasi dalam media pembelajaran dengan menggunakan VCD.
Pemilihan VCD pembelajaran sebagai media pendidikan dan sumber pembelajaran IPS mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri melalui pembelajaran mandiri, siswa dapat berpikir aktif serta mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, siswa dapat berperan sebagai peneliti, analis, tidak hanya sebagai konsumen informasi saja.
B. FOKUS PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN
Penelitian tindakan kelas ini fokus pengembangan pada proses pembelajaran dalam peningkakatan prestasi belajar siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan pemanfaatan media Video Compact Disk. Penelitian ini merupakan upaya guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk memperbaiki proses pembelajaran dan menciptakan pembelajaran yang efektif dan bermakna guna meningkatkan prestasi belajar siswa.
C. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah pengaruh penggunaan media VCD pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Kelas VIIIA di SMP Muhammadiyah Semin Tahun Pelajaran 2009/2010
D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh VCD Pembelajaran terhadap pencapaian prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VIIIA di SMP Muhammadiyah Semin Tahun Pelajaran 2009/2010. Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berhubungan langsung dengan pelajaran IPS di SMP Muhammadiyah Semin dengan menggunakan VCD sebagai media pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam melakukan inovasi pembelajaran IPS.
b. Bagi Sekolah
Diharapkan dengan adanya hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan yang berharga bagi pihak sekolah dan sebagai sosialisasi perlunya penggunaan media VCD pembelajaran dalam pembelajaran mata pelajaran IPS
E. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan kerangka berfikir sebagaimana terurai diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :
Penggunaan Media Video Compact Disk (VCD) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII A di SMP Muhammadiyah Semin Gunungkidul
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik
1. Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada lingkungan belajar .Interaksi peserta didik dengan lingkungan belajar didesain untuk mencapai tujuan pembelajaran (Saidihardjo : 2004 : 13).
Bruce weil ( Wina sanjaya : 2008: 216-217) mengemukakan tiga prinsip penting dalam proses pembelajaran; pertama proses pembelajaran adalah membentuk kreasi lingkungan yang dapat membentuk atau mengubah struktur kognitif siswa. Kedua berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang dipelajari, yaitu pengetahuan : fisis, sosial dan logika. Ketiga, dalam proses pembelajaran harus melibatkan peran lingkungan sosial.
Maka pembelajaran harus dimaknai sebagai proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula.Pembelajaran adalah perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas mengajar dan aktivitas belajar. Aktivitas mengajar menyangkut peranan seorang guru dalam konteks mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara pengajar itu sendiri dengan si belajar.
Dalam pembelajaran idealnya guru dapat menciptakan situasi yang kondusif serta memberi motivasi dan bimbingan agar siswa dapat mengembangkan aktivitas dan kreativitasnya. Jadi pembelajaran dilihat dari sisi guru adalah menumbuhkan proses belajar siswa ,tidak hanya menyampaikan pelalajaran dan semata-mata mengejar target kurikulum. Karena mengajar adalah mengatur dan mengkondisikan lingkungan belajar siswa sehingga terjadi interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya.
2. Prestasi Belajar
Apabila usaha sesorang telah menghasilkan suatu pola tingkah laku seperti yang direncanakan , itu artinya ia telah mencapai prestasi belajar.(Winarno Surakhmad : 2003: 136) Dalam ungkapan lain Winkel ( 1991: 65) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah menemukan prinsip pemecahan pada suatu problem yang menuntut seseorang menguasai kaidah - kaidah tertentu.setelah konsep konsep tertentu dikuasai.
Muray dalam Beck mendefinisikan prestasi :
“To overcome obstacle, to exercise power, to strive to do something difficult as well and as quickly as possible” “Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin” (Sunarto : 2009:1). Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan.
Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan. (Sunarto : 2009 : 2)
B. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach&Ely dalam Arsyad (2002:3), mengemukakan bahwa media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Media adalah kata jamak dari medium yang dalam arti umum dipakai untuk menunjukkan alat komunikasi. Istilah ini menunjukkan segala sesuatu yang membawa atau menyalurkan informasi antara sumber dan penerima, karena itu film, televisi, radio, rekaman, photo, alat visual yang dipoyeksikan, barang cetakan, dan lain – lain sejenis itu adalah media komunikasi untuk menyampaikan pesan, gagasan atau ide. antara srti umum dipakai untuk menunjukkan alat komunikasi (Depdikbud, 1988:3). istilah
Gagne dan Briggs (1975) dalam Arsyad. (2002:4), mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran misalnya buku, tape-recorder, kaset, film, video, slide, dan lain-lain. Menurut Hamalik (1994:12) media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Berpedoman pada semua pendapat yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, maupun metode/ teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan anak didik/ warga belajar dapat berlangsung tepat guna dan berdaya guna.
2. Fungsi Media Pembelajaran
Rivai&Sudjana (2002:2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu :
a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;
b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pengajaran;
c. Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata–mata komunikasi verbal melalui penuturan kata–kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraioan guru tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemontrasikan, memamerkan dan lain–lain.
Proses belajar mengajar pada hakekatnya proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/ media tertentu ke penerima pesan. Pesan berisi ajaran dan didikan yang ada dikurikulum dituangkan oleh guru atau sumber lain ke dalam simbol-simbol komunikasi baik simbol verbal (kata-kata lisan ataupun tertulis) maupun simbol non verbal atau visual. Sadiman, (2002:11)
Hamalik dalam Arsyad, (2002:15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi. Edgar Dale dalam Arsyad (2002:15) memperkirakan bahwa perolehan hasil belajar seorang peserta didik melalui indra pandang berkisar 75%, melalui indra dengar 13%, dan melaui indra lainnya sekitar 12%.
3. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Kareketeristik berbagai jenis media yang biasa dipakai dalam kegiatan belajar mengajar antara lain yaitu :
a. Media Audio
Media audio berkaitan dengan indra pendengaran pendengaran, pesan yang disampaikan dituangkan kedalam lambing-lambang auditif baik verbal maupun non verbal. Beberapa jenis media audio antara lain, radio, alat perekam pita magnetik, piringan hitam dan laboratorium bahasa.
b. Media Visual
Media visual berkaitan dengan indra penglihatan, misalnya gambar, diagram, grafik, dan sebagainya.
c. Media Audio Visual
Media audio visual adalah media intruksional modern yang sesuai dengan perkembangan jaman, meliputi media yang dapat didengar, dilihat, dan yang dapat didengar dan dilihat. Adapun jenis media audio visual antara lain, film bingkai, film rangkai, media transparansi, film, televisi, video/ VCD. Video/ VCD sebagai media audio visual semakin lama semakin lama semakin populer dalam masyarakat, dengan banyak dijualnya VCD dipasaran VCD bukan lagi barang yang mahal. Pesan yang disampaikan video/VCD adalah fakta, maupun fiktif, bisa bersifat informatif, edukatif, maupun intraksional. Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh video/ VCD. Tapi ini tidak berarti bahwa video/ VCD akan menggantikan kedudukan film.
4. Media Video Compact Disc (VCD) Pembelajaran
VCD sebagai salah satu dari media belajar dikenal juga dengan istilah audio visual aids, yaitu alat – alat yang audible artinya dapat didengar dan alat–alat yang visible artinya dapat dilihat. VCD ini sangat bermanfaat dalam menciptakan cara berkomunikasi yang efektif.
Video Compact Disc adalah system penyimpanan dan rekaman video dimana signal audio-visual direkam pada disket plastik, bukan pada pita magnetik. Arsyad (2002:36). Penjelasan tentang Video Compact Disc ini, antara lain: “VCD stands for 'Video Compact Disc' and basically it is a CD that contains moving pictures and sound” (www.video_help.com) artinya kurang lebih VCD merupakan kependekan dari Video Compact Disc dan pada dasarnya Video Compact Disc adalah keping CD yang berisi gambar yang bergerak dan suara. Satu keping Video Compact Disc mempunyai kapasitas untuk menyimpan gambar bergerak dan suara stereo yang bermutu selama 74 / 80 menit pada 650 MB / 700 MB CD. Video Compact Disc mengandung video dan suara yang lebih bermutu daripada kaset VHS dan dapat diputar di disk player atau computer.
Video Disc atau Video Compact Disc merupakan sistem penyimpanan informasi gambar dan suara pada piringan. Sadiman (1996:295). Media Video Compact Disc merupakan perpaduan antara media suara (audio) dan media gambar (video), yang sangat memungkinkan terjalinnya komunikasi dua arah antara guru sebagai tenaga pengajar dengan siswa di dalam proses pembelajaran. Media Video Compact Disc (VCD) merupakan sinkronisasi antara media audio dan video yang saling mendukung yang mampu menggugah perasaan dan pemikiran bagi audien atau pendengar.
C. Kerangka Berpikir
Kemampuan memahami materi pada pembelajaran IPS yang dimiliki siswa kelas VIII A SMP Muhammadiyah Semin yang menjadi subyek penelitian ini masih rendah. Rendahnya kemampuan memahami tersebut tampak pada hasil prestasi belajar siswa kelas VIII A SMP Muhammadiyah Semin pada pelajaran IPS masih rendah dibandingkan dengan pelajaran yang lain.
Kemampuan memahami materi IPS mendorong semua pihak khususnya peneliti untuk berpikir bagaimana agar pembelajaran IPS dapat menghasilkan prestasi yang bagus bagi siswa. Ada banyak cara mengatasi kesulitan dalam memahami materi pembelajaran IPS antara lain dengan menggunakan media pembelajaran yaitu media VCD .
Media VCD pembelajaran IPS adalah perpaduan antara media suara (audio) dan media gambar (video), yang sangat memungkinkan terjalinnya komunikasi dua arah antara guru sebagai tenaga pengajar dengan siswa di dalam proses pembelajaran IPS. VCD Pembelajaran IPS sangat bermanfaat dalam menciptakan cara berkomunikasi yang efektif, dengan jangkauan luas, cepat, merata, logis dan ilmiah sebagai partner guru dalam mengajar, VCD pembelajaran IPS menjadikan siswa lebih aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar, harganya murah, siswa dapat belajar sendiri dirumah dengan menonton VCD tersebut, mudah dibawa, VCD dapat menunjukkan unsur gerak sekaligus suara
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom action research) yang menggunakan data kualitatif dan data kuantitatif.
B. Subyek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Muhammadiyah Semin Kec. Semin Kabupaten Gunungkidul Peneliti mengambil subjek kelas VIII A.
C. Tehnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi dan perangkat tes untuk memperoleh gambaran hasil pembelajaran dengan menggunakan media VCD pembelajaran dengan Teknik Observasi dan Teknik tes yang dilaksanakan pra siklus dan sesudah siklus.
D. Tehnik Analisis Data
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan media VCD pada siswa kelas VII A SMP Muhammadiyah Semin Kabupaten Gunungkidul. Maka analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data yang bersifat kuantitatif untuk menghitung prosentase dan data kualitatif.
Adapun komponen pokok yang dianalisis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: Analisis mengenai perubahan prestasi belajar siswa. Analisis ini untuk mengetahui perubahan prestasi balajar siswa. Hal ini dilakukan dengan membandingkan antara, ulangan yang dilaksanakan sebelum tindakan atau pada awal pembelajaran, dengan ulangan dilaksanakan sesudah tindakan atau dilaksanakan pada akhir pembelajaran. Nilai hasil ulangan pada siklus pertama dan setelah siklus sesudahnya dianalisis berdasarkan pedoman penilaian. Pedoman penilaian test adalah sebagai berikut : jumlah soal terdiri dari 10, setiap soal skornya 10, jadi jumlah skor semua 100. Maka nilai akhir antara 0-100
E. Prosedur Penelitian
1. Prosedur Penelitian pada Siklus I
a. Perencanaan
Tahap perencanaan ini berupa rencana kegiatan menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti untuk memecahkan masalah. Langkah ini merupakan upaya memperbaiki kelemahan dalam proses pembelajaran IPS yang telah berlangsung selama ini. Rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah (1) menyusun rencana pembelajaran, (2) membuat dan meyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi memperoleh data nontes, (3) menyiapkan perangkat tes pemahaman materi teknologi komunikasi yang berupa kisi-kisi soal tes, pedoman penskoran, dan penilaian.
b. Tindakan
Tindakan adalah aktivitas yang dirancang dengan sistematis untuk menghasilkan adanya peningkatan atau perbaikan dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menarik, siswa menjadi lebih aktif, sumber belajar lebih termanfaatkan, penyajian materi lebih mudah diikuti dan dipahami. Tindakan yang dilakukan peneliti dalam proses pembelajaran pada siklus I ini sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.
Penayangan VCD diputar melalui Televisi, kemudian guru menjelaskan tujuan dari pelajaran, guru memberikan penanaman konsep kepada siswa dan menyuruh siswa untuk memperhatikan pesan. Murid disuruh memahami materi kemudian guru memberikan pertanyaan kepada siswa berupa soal yang harus dikerjakan siswa, kemudian guru memberi penilaian kepada mereka.
c. Observasi
Observasi adalah mengamati hasil atau dampak dari tindakan-tindakan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. Observasi dilaksanakan peneliti dengan bantuan teman peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi meliputi observasi siswa dan observasi kelas. Observasi siswa digunakan untuk mengetahui perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung, sedangkan observasi kelas meliputi keaktifan siswa dalam mendengarkan penjelasan guru, keaktifan siswa selama pembelajaran, keaktifan siswa dalam mengerjakan tes.
d. Refleksi
Refleksi adalah mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti dapat melakukan revisi terhadap rencana selanjutnya atau terhadap rencana awal tes siklus II.
Pada tahap ini, peneliti menganalisis hasil tes dan nontes siklus I. Jika hasil tes tersebut belum memenuhi nilai target yang telah ditentukan, akan dilakukan tindakan siklus II dan masalah-masalah yang timbul pada siklus I akan dicarikan alternatif pemecahannnya pada siklus II. Sedangkan kelebihan-kelebihannya akan dipertahankan dan ditingkatkan.
2. Prosedur Penelitian pada Siklus II
Proses penelitian tindakan kelas dalam siklus II dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus II ini didasarkan temuan hasil siklus I. Adapun rencana tindakan yang akan dilakukan adalah (1) membuat perbaikan rencana pembelajaran dengan menggunakan media VCD yang materinya berbeda dengan siklus I tetapi diupayakan dapat memperbaiki masalah atau kekurangan-kekurangan pada siklus I, (2) menyiapkan lembar observasi untuk memperoleh data nontes siklus II, (3) menyiapkan perangkat tes yang akan digunakan dalam evaluasi hasil belajar siklus II.
b. Tindakan
Tindakan yang dilaksanakan peneliti dalam siklus II adalah (1) memberikan umpan balik mengenai hasil yang diperoleh pada siklus I, melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan media VCD sesuai dengan rencana pembelajaran, memotivasi siswa agar berpartisipasi lebih aktif dan bersungguh-sungguh dalam memahami materi pelajaran. Proses pembelajaran siklus II ini disertai pemberian pemecahan kesulitan yang dialami siswa dalam memahami materi pelajaran.
a. Observasi
Observasi pada siklus II juga masih sama dengan siklus I yang meliputi observasi siswa dan observasi kelas. Kemajuan-kemajuan yang dicapai pada siklus I dan kelemahan-kelemahan yang masih muncul juga jadi pusat sasaran dalam observasi.
b. Refleksi
Refleksi pada siklus II digunakan untuk merefleksi hasil evaluasi belajar siswa siklus I untuk menentukan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai selama proses pembelajaran, dan untuk mencari kelemahan-kelemahan yang masih muncul dalam pembelajaran di kelas sampai didapatkan prestasi belajar yang diharapkan.
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan media VCD untuk mengetahui apakah penggunaan VCD berpengaruh terhadap pembelajaran siswa kelas VIII A SMP Muhammadiyah Semin Kabupaten Gunungkidul Tahun Pelajaran 2009/2010 khususnya mata pelajaran IPS. Hasil penelitian ini diperoleh dari tindakan kelas pada siklus I dan tindakan kelas pada siklus II .
1. Kondisi Awal
Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, dalam pembelajaran IPS pada kelas VIIIA SMP Muhammadiyah Semin Tahun Pelajaran 2009/2010, hanya bersifat verbalistik artinya dengan menggunakan ceramah saja atau tanpa menggunakan media atau alat peraga. Minimnya penguasaan siswa akan mata pelajaran IPS karena kurang diterapkannya metode dan teknik pengajaran yang bervariasi yang dapat menstimulus kreativitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Hal ini memicu guru untuk menggunakan alat peraga seperti Globe, Peta, Kompas dan lain-lain yang mendukung mata pelajaran IPS. Namun media ini hanya mengandung unsur visual saja.
Dalam upaya lebih memperdalam dan lebih memahami mata pelajaran IPS maka guru harus menerapkan suatu metode yang membuat siswa senang, tidak membosankan serta memotivasi dalam belajarnya, salah satunya adalah dengan menggunakan media VCD pembelajaran yang memadukan antara audio dan visual.
2. Hasil siklus I
a. Perencanaan
Tahap perencanaan ini berupa rencana kegiatan menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti untuk memecahkan masalah. Langkah ini merupakan upaya memperbaiki kelemahan dalam proses pembelajaran IPS yang telah berlangsung selama ini. Rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah (1) menyusun rencana pembelajaran , (2) membuat dan meyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi dan dokumentasi untuk memperoleh data nontes, (3) menyiapkan perangkat tes pemahaman materi pelajaran yang berupa kisi-kisi soal tes, pedoman penskoran, dan penilaian untuk mengetahui hasil prestasi belajar siswa.
b. Tindakan
Tindakan adalah aktivitas yang dirancang dengan sistematis untuk menghasilkan adanya peningkatan atau perbaikan dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menarik, siswa menjadi lebih aktif, sumber belajar lebih termanfaatkan, penyajian materi lebih mudah diikuti dan dipahami. Tindakan yang dilakukan peneliti dalam proses pembelajaran pada siklus I ini sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.
Penayangan VCD diputar melalui Televisi dengan menggunakan VCD Player, kemudian guru menjelaskan tujuan dari pelajaran, guru memberikan penjelasan kepada siswa dan menyuruh siswa untuk memperhatikan dan disuruh memahami materi yang ada pada tayangan VCD setelah itu guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi itu.
c. Hasil Tindakan
Pada setiap pertemuan penelitian peneliti mencatat setiap kegiatan secara menyeluruh mengenai efektivitas VCD sebagai media pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VIII A SMP Muhammadiyah Semin. Pada siklus I ini didapat hasil sebagai berikut :
(a) Siswa
1. Kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru sehingga siswa tidak dapat mengajukan dan menjawab pertanyaan dari guru.
2. Siswa kurang memperhatikan terhadap media yang digunakan.
3. Pada waktu penggunaan media siswa sibuk dengan kegiatannya sendiri.
4. Situasi kelas kurang dapat dikendalikan (ramai sendiri).
5. Kegiatan belajar mengajar kurang optimal.
6. Dalam mengikuti proses belajar mengajar siswa kurang aktif untuk mengikutinya.
(b) Guru
1. Guru kurang tegas dalam bersikap sehingga kondisi kelas kurang terkontrol
2. Kurangnya penguasaan guru terhadap materi yang diberikan sehingga proses belajar mengajar kurang optimal.
3. Kurangnya penguasaan guru terhadap kelas.
(c) Kelas dengan menggunakan Media
1. Jarak bangku yang jauh membuat anak menjadi tidak fokus terhadap media tersebut
2. Kurang efektifnya media yang diberikan karena jumlah siswa yang terlalu banyak sehingga siswa kurang optimal dalam melihat VCD.
3. Terbatasnya waktu sehingga VCD hanya diputar 2 kali
d. Refleksi
Untuk Penelitian pada siklus II
1. Guru Peneliti dan guru pendamping saling bertukar pendapat, supaya pada siklus II, dapat lebih baik dilihat dari prestasi belajar maupun pemahaman siswa di banding pada siklus I. Semoga dapat mencapai indikator belajar yang telah ditetapkan , oleh guru tersebut yaitu pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang standar nilainya 70.
2. Seiring dengan perkembangan yang ada pada siklus II akan mengganti TV yang berukuran kecil dengan TV yang berukuran besar.
3. Jarak bangku akan diatur sehingga anak akan menjadi lebih fokus terhadap media VCD tersebut, dan VCD pembelajaran akan diputar berulang ulang dengan penjelasan yang diberikan oleh guru.
4. Sebelum materi dimulai guru hendaknya telah menguasai materi dan hendaknya guru harus mengkondisikan kelas supaya proses belajar mengajar dapat berjalan dengan optimal.
5. Guru dituntut untuk dapat berinteraksi dengan siswa sehingga siswa tidak jenuh atau bosan terhadap materi yang diberikan oleh guru dan dapat menimbulkan katerdekatan antara siswa dan guru.
4. Hasil Siklus II
a Perencanaan
Perencanaan pada siklus II ini didasarkan temuan hasil siklus I. Adapun rencana tindakan yang akan dilakukan adalah (1) membuat perbaikan rencana pembelajaran dengan menggunakan media VCD. (2) menyiapkan lembar observasi untuk memperoleh data nontes siklus II, (3) menyiapkan perangkat tes yang akan digunakan dalam evaluasi hasil belajar pada siklus II.
b Tindakan
Tindakan yang dilaksanakan peneliti dalam siklus II adalah (1) memberikan umpan balik mengenai hasil yang diperoleh pada siklus I, melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan media VCD pembelajaran yang sesuai dengan rencana pembelajaran, memotivasi siswa agar berpartisipasi lebih aktif dan bersungguh-sungguh.
Proses pembelajaran pada siklus II ini disertai dengan pemberian pemecahan kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dalam memahami materi pelajaran.
c Hasil Tindakan
Observasi pada siklus II juga masih sama dengan siklus I yang meliputi observasi siswa dan observasi kelas. Kemajuan-kemajuan yang dicapai pada siklus I dan serta kelemahan-kelemahan yang masih muncul juga jadi pusat sasaran dalam observasi siklus I.
(a) Dari siswa
1. Adanya perhatian siswa terhadap media VCD pembelajaran karena lebih mudah untuk dipahami.
2. Sudah mulai berkurangnya siswa yang membuat gaduh/ ramai di dalam kelas.
3. Siswa sudah mulai berani untuk bertanya tentang materi yang telah disampaikan oleh guru.
(b) Dari Guru
Secara keseluruhan sudah baik semua masalah yang ada pada siklus I sudah dapat diatasi meskipun masih belum dapat mencapai nilai sempurna secara keseluruhan.
(c) Kelas dengan menggunakan media
1. Suara VCD sudah cukup jelas terdengar terutama bagi siswa yang duduk di bagian paling belakang ruangan.
2. Keadaan ruangan yang tertutup dan aman dari gangguan pihak luar membuat siswa yang mengikuti pelajaran merasa nyaman sehingga dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan tenang.
d. Refleksi
Pada siklus II ini sudah mencapai nilai yang telah diharapkan, walaupun belum sempurna, dan siswa sudah dapat mengikuti pelajaran dengan baik khususnya pada waktu menggunakan VCD Pembelajaran, jadi penelitian ini hanya sampai siklus II karena sudah mencapai indicator yang diharapkan.
B. Analisis Hasil Penelitian
Dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada pokok bahasan Lingkungan Hidup pada siklus I terlihat bahwa kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran masih belum sesuai dengan yang diharapkan yaitu (7,0). Nilai rata- rata siklus I pre test siswa dalam menguasai materi baru mencapai (5,5) dan post test baru mencapai (6,7). Proses belajar mengajar pada pokok bahasan Lingkungan Hidup meskipun telah dioptimalkan kegiatannya dengan cara pembelajaran dengan menggunakan media VCD pembelajaran akan tetapi hasilnya masih belum memuaskan.
Pada siklus II terlihat bahwa kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran sudah meningkat yang dapat kita lihat dari pencapaian hasil pre test yaitu (6,2) dan post testnya (7,4).
Pada tindakan siklus I presentase nilai postest : kurang (0,0%), cukup (37,5%), baik (62, 5%) dan nilai sempurna masih belum ada. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus I belum terlihat adanya perubahan peningkatan yang signifikan, meskipun telah menggunakan media VCD dalam pembelajarannya.
Pada tindakan siklus II presentase nilai pos test kurang (0, 0%), cukup (2,5%), baik (92, 5%) dan nilai sempurnanya mencapai (5, 0%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus II ini sudah terjadi peningkatan dan sudah memenuhi target yang diinginkan. Hal ini dapat dilihat pada bagan dibawah ini:
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran menggunakan media VCD pembelajaran, mampu meningkatkan pretasi belajar IPS. Hal ini tampak dari peningkatan nilai rata-rata yang pada awalnya kemampuan siswa pada siklus I hanya (6,7), kemudian pada siklus II meningkat menjadi (7,4), Peningkatan kemampuan memahami materi tersebut disebabkan karena adanya peningkatan perilaku siswa saat pembelajaran dari pratindakan ke tindakan siklus I, dan tindakan siklus II. Pada mulanya ketertarikan siswa pada pembelajaran IPS masih rendah, dan siswa kesulitan merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Akan tetapi setelah menggunakan media VCD pembelajaran rasa ketertarikan dan keaktifan siswa nampak mulai meningkat. Dengan adanya VCD pembelajaran IPS siswa mulai berani untuk mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan maupun memberikan komentar atas materi yang sedang disampaikan oleh guru.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka disarankan:
1. Sebagai bahan pertimbangan guru di SMP Muhammadiyah Semin hendaknya dalam pembelajaran khususnya pada pembelajaran IPS menggunakan media VCD pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi lebih optimal dan siswa mendapatkan nilai yang diharapkan.
2. Guru dalam mengajar hendaknya lebih menguasai materi yang akan di ajarkan dan meningkatkan kemampuan komunikasi antar personal, guru dengan siswa sehingga terjalin interaksi sosial dalam kelas secara baik sehingga siswa tidak merasa tertekan dalam mengikuti proses belajar mengajar dan siswa menjadi lebih aktif dalam belajar.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mengambil pokok bahasan yang lain sehingga diperoleh hasil yang lebih meyakinkan tentang keefektifan media VCD pembelajaran dalam pembelajaran IPS.
DAFTAR PUSTAKA
Agung Dwi Darmawan, (2006) Efektivitas vcd sebagai media pembelajaran IPS kelas IV di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang kab. Demak 2005/2006, Semarang : Universitas Negri Semarang
Arief Achmad MSP, (2004), Quo Vadis, Pendidikan IPS Di Indonesia, Artikel diakses pada tanggal 17 Januari 2010 dari http://re-searchengines.com/ mangkoes6-04-4.html
Alhadza, Abdullah. 2005. Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Perilaku Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah. htpp//www.depdiknas.go.id/Survei Terhadap Kepala SLTP Di Provinsi Sulawesi Tenggara. (23 November 2005).
Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta:Raja Grafindo Persada
Depdikbud. 1994. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta.
Dimyati dan Mujiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.
Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. Bandung:Citra Aditya Bhakti.
Haryono, Anung. 1987. Pengembangan Program Media Intruksional. Semarang: Pustekom dan IKIP Semarang.
Kasbolah, Kasihani. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Depdikbud.
Sadiman, Arief. dkk. 1996. Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan pemanfaatan).Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Saidihardjo, (2004) Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial, Yogyakarta UNY
Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta.
Suleiman. 1981. Media Audio-Visual untuk Pengajaran, Penerangan, dan Penyuluhan. Jakarta:Gramedia.
Sunartombs, (2008). Pengertian Prestasi Belajar, artikel diakses tanggal 27 Desember 2009 dari http://sunartombs.files. wordpres. com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/
Wina Sanjaya, (2008) Kurikulum dan Pembelajaran , Jakarta, Kencana Prenada Group
Winkel, (1996) Psikologi Pengajaran, Jakarta, Grasindo
Posting Komentar